Ini
bukan Porsche, bukan juga Lamborghini. Ini pun bukan Bugatti, bukan
juga McLaren. Pun juga mobil ini bukan Pagani, bukan pula Koenigsegg.
Desain eksterior mobil ini layaknya mobil-mobil premium di Amerika dan Eropa. Namun, mobil ini lebih ramah lingkungan. Teknologi yg digunakan adalah teknologi terkini. Ini adalah prototype Mobil Listrik Indonesia. Ini adalah Selo. Nama yg disematkan oleh anak muda pembuatnya, Ricky Elson.
Ricky Elson adalah teknokrat Indonesia ahli 'angin dan listrik'. Hasil karyanya banyak dipatenkan oleh Jepang. Bahkan, sampai saat ini, perusahaan pengembang teknologi di Jepang tidak mau 'memecatnya'. Walau sudah lebih dari 3 tahun cuti. Status karyawannya masih aktif.
Desain eksterior mobil ini layaknya mobil-mobil premium di Amerika dan Eropa. Namun, mobil ini lebih ramah lingkungan. Teknologi yg digunakan adalah teknologi terkini. Ini adalah prototype Mobil Listrik Indonesia. Ini adalah Selo. Nama yg disematkan oleh anak muda pembuatnya, Ricky Elson.
Ricky Elson adalah teknokrat Indonesia ahli 'angin dan listrik'. Hasil karyanya banyak dipatenkan oleh Jepang. Bahkan, sampai saat ini, perusahaan pengembang teknologi di Jepang tidak mau 'memecatnya'. Walau sudah lebih dari 3 tahun cuti. Status karyawannya masih aktif.
namun Ricky
begitu cinta dengan negerinya. Walau project mobil listrik nasionalnya
'dikriminalisasi', dengan dihembuskan isu dugaan korupsi (yg hingga kini tidak jelas pangkal dan ujungnya) lembaga yg menaunginya, yakni
Kementerian Riset dan Teknologi, sehingga berbagai izin birokrasi tidak
kunjung dikeluarkan, Ricky memilih tinggal di sebuah desa terpencil di
Tasikmalaya. Di saung 'butut' ala kadarnya ia mengembangkan teknologi
listrik dari hembusan angin. Ia membuat Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Puluhan kincir raksasa ia bangun dengan susah payah. Karyanya menjadi
rujukan berbagai universitas dan Institut teknologi di Indonesia.
Selo adalah mobil produksi asli anak bangsa. Jangan bandingkan dengan Esemka, yg hanya rakitan dan produk plagiat dari produsen mobil di Cina. Hampir seluruh komponen Selo adalah karya anak bangsa. Teknologinya pun teknologi tinggi. Ramah lingkungan dan energi. Solusi berkendara tanpa harus mengandalkan bahan bakar minyak. Teknologi yg diterapkan di negara-negara maju di sana. Sehingga, saat Joko Widodo sebagai orang nomor satu di Indonesia lebih memilih me-mobnas-kan Proton, mobil nasional milik Malaysia ketimbang mengembangkan mobil nasional hasil karya anak bangsa, saya kecewa. Sangat-sangat kecewa.
Betapa orang-orang hebat di negeri ini memang dipandang sebelah mata. Dilirik jika ada maunya. Bahkan, dihargai pun sama sekali tidak. Sedangkan di luar sana, berebut negara ingin menghargai pribadi dan hasil karyanya.
Seringkali perusahaan Jepang tempat Ricky Elson 'diakui dan dihargai' mengirimkan surat kepadanya: "Mohon berkenan kembali ke Jepang, sudahi saja 'main-main'-nya di Indonesia".
Berbagai benefit hebat, laboratorium lengkap, tempat melakukan riset dengan berbagai kecanggihan teknologi yg dahsyat. Belum lagi tunjangan 'wah' bagi keluarga pun sudah siap.
Akankah kita biarkan anak-anak bangsa yg hebat ini diterlantarkan? Sementara para bedebah dan bajingan terus cengengesan berbagi kue kekuasaan dan kekayaan negara kepada para badut-badut penjilatnya.
Sakit... Benar-benar ibu pertiwi bukan lagi bersusah hati. Ibu pertiwi sedang sakit. Mungkin 'amputasi' generasi bajingan adalah sebagai solusi. Agar Indonesia kembali berseri.
#LintasanPikiran
Sumber : FP Facebook By Azzam Mujahid Izzulhaq
Selo adalah mobil produksi asli anak bangsa. Jangan bandingkan dengan Esemka, yg hanya rakitan dan produk plagiat dari produsen mobil di Cina. Hampir seluruh komponen Selo adalah karya anak bangsa. Teknologinya pun teknologi tinggi. Ramah lingkungan dan energi. Solusi berkendara tanpa harus mengandalkan bahan bakar minyak. Teknologi yg diterapkan di negara-negara maju di sana. Sehingga, saat Joko Widodo sebagai orang nomor satu di Indonesia lebih memilih me-mobnas-kan Proton, mobil nasional milik Malaysia ketimbang mengembangkan mobil nasional hasil karya anak bangsa, saya kecewa. Sangat-sangat kecewa.
Betapa orang-orang hebat di negeri ini memang dipandang sebelah mata. Dilirik jika ada maunya. Bahkan, dihargai pun sama sekali tidak. Sedangkan di luar sana, berebut negara ingin menghargai pribadi dan hasil karyanya.
Seringkali perusahaan Jepang tempat Ricky Elson 'diakui dan dihargai' mengirimkan surat kepadanya: "Mohon berkenan kembali ke Jepang, sudahi saja 'main-main'-nya di Indonesia".
Berbagai benefit hebat, laboratorium lengkap, tempat melakukan riset dengan berbagai kecanggihan teknologi yg dahsyat. Belum lagi tunjangan 'wah' bagi keluarga pun sudah siap.
Akankah kita biarkan anak-anak bangsa yg hebat ini diterlantarkan? Sementara para bedebah dan bajingan terus cengengesan berbagi kue kekuasaan dan kekayaan negara kepada para badut-badut penjilatnya.
Sakit... Benar-benar ibu pertiwi bukan lagi bersusah hati. Ibu pertiwi sedang sakit. Mungkin 'amputasi' generasi bajingan adalah sebagai solusi. Agar Indonesia kembali berseri.
#LintasanPikiran
Sumber : FP Facebook By Azzam Mujahid Izzulhaq
Komentar
Posting Komentar