Ide dari tulisan ini saya dapatkan ketika pulang kampung beberapa
hari yang lalu, saat itu saya tengah jalan sendirian menikmati aroma
segar alam pedesaan sambil mengenang masa silam saat masih kecil, namun
entah mengapa fikiran dan perhatian tertuju kerumah tua dimana saya
dulu dilahirkan, diasuh dan dibesarkan dengan susah payah oleh kedua
orangtua saya, rumah yang bahannya semua terbuat dari kayu itu kini
sudah tinggal separo setelah sebagiannya runtuh akibat goncangan gempa
dahsyat yang melanda Sumatera Barat tahun 2007 dan 2009 yang lalu,
sedangkan yang tersisa pun sudah reot dan disana-sini sudah lapuk
dimakan rayap, memang rumah itu sudah tua sekali karena ibu saya
sendiri juga dilahirkan dirumah itu, akan tetapi yang menjadi bahan
renungan saya ketika itu adalah tentang
rentang perjalanan usia makhluk hidup, mulai dari dilahirkan hingga mencapai usia lanjut dan tidak lama kemudian akan di jemput malaikat maut dalam artian pergi meninggalkan dunia dan kehidupannya, dapat diambil contoh dari rumah tua tadi, menurut cerita yang saya dapatkan dari almarhumah nenek, rumah itu dibangun dari kayu pilihan hasil tebangan kakek saya sendiri dari hutan, namun bagaimanapun bagusnya bahan-bahan yang dipergunakan, tetap tidak berdaya menahan sunatullah bahwa apapun yang ada didunia ini adalah fana, cepat atau lambat semua akan pergi dan hancur binasa.
Namun hal inilah yang banyak dilupakan oleh sebagian besar manusia saat ini mereka hanya berfikir bahwa hidup ini akan selama-lamanya, jadi tidak perlu memikirkan kematian apalagi mempersiapkan bekal yang akan dibawa nanti, dengan sikap dan pandangan ini lama-kelamaan membuat manusia jadi lupa dan menganggap tidak akan pernah mati dan bila saat kematian itu benar-benar datang mereka baru tersadar namun apa daya kesadaran yang sudah terlambat, apapun tidak berguna lagi.
Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan masih mau mengingatkan saya tetang kematian ini, walau hanya dengan tanpa sengaja memandangi keadaan rumah tua peninggalan nenek, saya berharap suatu saat ketika masa itu tiba semoga saya menghadap-Nya dalam keadaan ingat bukan dalam keadaan lupa diri dan lupa bahwa hidup pasti berujung kematian, begitu juga hendaknya harapan saya bagi pembaca yang budiman
Demikian saja dulu semoga ada manfaat dari tulisan sederhana ini.
rentang perjalanan usia makhluk hidup, mulai dari dilahirkan hingga mencapai usia lanjut dan tidak lama kemudian akan di jemput malaikat maut dalam artian pergi meninggalkan dunia dan kehidupannya, dapat diambil contoh dari rumah tua tadi, menurut cerita yang saya dapatkan dari almarhumah nenek, rumah itu dibangun dari kayu pilihan hasil tebangan kakek saya sendiri dari hutan, namun bagaimanapun bagusnya bahan-bahan yang dipergunakan, tetap tidak berdaya menahan sunatullah bahwa apapun yang ada didunia ini adalah fana, cepat atau lambat semua akan pergi dan hancur binasa.
Namun hal inilah yang banyak dilupakan oleh sebagian besar manusia saat ini mereka hanya berfikir bahwa hidup ini akan selama-lamanya, jadi tidak perlu memikirkan kematian apalagi mempersiapkan bekal yang akan dibawa nanti, dengan sikap dan pandangan ini lama-kelamaan membuat manusia jadi lupa dan menganggap tidak akan pernah mati dan bila saat kematian itu benar-benar datang mereka baru tersadar namun apa daya kesadaran yang sudah terlambat, apapun tidak berguna lagi.
Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan masih mau mengingatkan saya tetang kematian ini, walau hanya dengan tanpa sengaja memandangi keadaan rumah tua peninggalan nenek, saya berharap suatu saat ketika masa itu tiba semoga saya menghadap-Nya dalam keadaan ingat bukan dalam keadaan lupa diri dan lupa bahwa hidup pasti berujung kematian, begitu juga hendaknya harapan saya bagi pembaca yang budiman
Demikian saja dulu semoga ada manfaat dari tulisan sederhana ini.
Komentar
Posting Komentar