Saat itu adalah hari-hari dimana Jepang
telah menyerahkan kekuasaannya di Asia Raya pada belatentara Sekutu. Niat
mereka semula untuk melanjutkan terys perjuangan menjadi batal karena perintah
dari Tenno Haika, adalah penyerahan total.
Dengan demikian, tidak hanya balatentara
Jepang, tetapi juga seluruh Kerajaan Jepang, termasuk Maharaja Tenno Heika,
berada di bawah kekuasaan balatentara Sekutu yang di Asia dan Pasifik dipimpin
oleh Jenderal Mack Arthur!.
Seluruh balatentara Jepang dilucuti. Para
jenderal ditahan dan disiapkan untuk menghadapi Mahkamah Perang. Tenno Heika
sendiri, meski tetap berada di istananya, namun secara de jure berada dibawah
tawanan sekutu.
Bom atom yang dijatuhkan Amerika di kota
Hiroshima dan Nagasaki telah menyebar sebuah bencana dan tragedi Nasional di
negara Sakura itu. Ratusan ribu penduduk sipil dan militer mati seketika. Dan
ratusan ribu lainnya menderita di rumah sakit. Mati secara perlahan atau
menderita cacat seumur hidup. Perang telah meluluhlantakkan penduduk sipil yang
tak tahu apa-apa. Perempuan, lelaki, kanak-kanak dan bayi mati jadi korban
keganasan mesiu.
Dan Bom Atom yang meluluhkan itu, membuat
rasa superior bangsa Jepang jadi merosot ketitik nol. Rasa bangga yang
didengungkan selama ini oleh kalangan militer, bahwa Jepang penakluk dunia,
tiba-tiba berlutut kehabisan daya dibawah sepatu Sekutu. Dan dengan demikian,
dengan terhentinya peperangan Jepang Sekutu itu, terselamatkan pula ratusan
ribu naywa lainnya. Nyawa dan harta benda yang terselamatkan itu terutama
dipihak Jepang dan dipihak Sekutu.
Sebab, tiga puluh tahun kemudian, menurut
analisa para ilmuan, kalau saja bom atom tak dijatuhkan dan memaksa Jepang
bertekuk lutut, maka perang masih diperkirakan akan berlangsung selama setahun
lagi.
Dan selama setahun itu, menurut
perhitungan dipihak Sekutu akan jatuh korban nyawa sebanyak 200 ribu tentara.
Dipihak Jepang akan jatuh korban sebanyak 900 ribu tentara. Tapi karena
peperangan akan berlangsung di Negara Jepang sendiri, maka penduduk sipil yang
akan mati oleh keganasan peluru itu, diperkirakan mencapai 2 juta!
Itu baru tentara dan penduduk Jepang.
Karena Jepang menguasai negara-negara di Asia Tenggara maka mau tak mau,
penduduk di negara-negara itu, termasuk Indonesia juga akan terkena getah
peperangan.
Tapi untunglah bom atom menyelsaikannya.
Dan korban yang demikian banyak tak perlu berjatuhan lagi. Baik dipihak Jepang
maupun dipihak Sekutu. Namun tak berarti penderitaan bangsa Indonesia sudah
berakhir. Berhentinya peperangan antara Sekutu dengan Jepang, justru merupakan
titik sambung peperangan antara Belanda dengan tentara Indonesia.
Peperangan antara Belanda dan Indonesia
itu sudah bermulai ratusan tahun yang lalu. Telah banyak pejuang-pejuang yang
gugur. Sebutlah Iman Bonjol, Diponegoro, Pattimura, Teuku Umar, Hasanuddin dan
ratusan ribu pejuang yang sempat dituliskan dalam sejarah.
Perang Belanda dan Indonesia terputus
dengan kedatangan Jepang yang mengusir Belanda dari Indonesia. Namun Belanda
tak pergi jauh-jauh. Karena negara mereka berada dalam Pakta Sekutu, maka
mereka lalu mencari kesempatan untuk membonceng kembali ke Indonesia.
Kalah dari Jepang, Belanda mengundurkan
diri ke Australia yang merupakan Sekutu bersama Inggris. Begitu Jepang kalah,
maka Sekutu membagi-bagi tentara mana yang akan memasuki negara-negara yang
pernah dikuasai Jepang.
Tentara Inggris memilih negara Jepang.
Namun Amerika Serikat juga berminat
menduduki negara itu. Alasan Amerika negara mereka lebih dekat dengan Jepang
daripada Inggris. Dengan demikian mereka bisa mengawasi secara langsung.
Inggris dapat menerima. Karenanya,
Amerika lalu menduduki Jepang dan Indonesia diduduki oleh Inggris. Tetapi
sesama tentara Sekutu sendiri mempunyai Gentlement Agrement pula. Perjanjian
antara mereka menyebutkan bahwa negara-negara yang pernah diduduki oleh salah
satu negara Sekutu sebelum kedatangan Jepang, dikembalikan kepada negara
tersebut.
Dalam hal ini, sebelum kedatangan Jepang,
Indonesia berada dibawah Belanda. Maka tentara Inggris yang datang mengambil
alih kekuasaan dari tentara Jepang, diboncengi pula oleh tentara Belanda!.
Inggris punya alasan yang kuat kenapa
mengikut sertakan tentara Belanda dalam kedatangan mereka ke Indonesia. Untuk
masuk ke indonesia, mereka tak punya pengetahuan sedikitpun. Yng tahu seluk
beluk Indonesia, mulai dari A sampai Z adalah Belanda. Sebab mereka telah
menguasai negara ini selama ratusan tahun! Jadi sebagai “penunjuk jalan” mereka
membawa serta serdadu Belanda tersebut.
Dan dengan sebuah “perjanjian bawah
tangan” Inggris kemudian menyerahkan kekuasaan pada Belanda atas seluruh
wilayah Indonesia.
Dan Inggris sendiri, kembali ke negara
yang pernah mereka kuasai sebelum kedatangan Jepang. Yaitu negara-negara Singapura,
Malaya, Kalimantan Utara dan pulau Hongkong.
Saat peristiwa ini, yaitu disaat si
Bungsu berada di Pekan Baru, Belanda telah menerima kembali kekuasaan terhadap
wilayah-wilayah Indonesia dari Inggris.
Belanda mengirimkan pasukannya yang
berasal dari Koningkelyke Leger (KL). Yaitu balatentara Belanda yang berasal
langsung dari Kerajaan Belanda. Pasukan-pasukan KL ini kejamnya bukan main.
Dan saat itu, pasukan KL inilah yang
mengepung kedai kopi dimana si Bungsu berada.
Lelaki yang tadi melemparnya dengan
pisau, dan yang berhasil dia tangkis dengan kecepatan samurainya, tiba-tiba
mendapati diri mereka sudah terkepung oleh enam serdadu KL.
Kedua lelaki itu berbalik cepat memasuki
kedai. Dan sebelum si Bungsu atau isi kedai itu sadar apa yang terjadi, dengan
keyakinan bahwa si Bungsu adalah mata-mata Belanda, lelaki itu menyergap si
Bungsu.
Dia memiting anak muda yang memegang
“tongkat” itu dengan tangan kiri dari belakang. Sementara tangan kanannya yang
memegang pisau ditekankan pada leher si Bungsu.
Keenam serdadu Belanda yang berpakaian
loreng itu terhenti dipintu kedai. Mereka siap dengan bedil dan sangkur
terhunus. Mereka terhenti karena mendengar suara lelaki berpisau itu berteriak
:
“Kalau kalian tidak mundur, saya akan
membunuh mata-mata Nevis ini sampai lehernya potong…!” seiring dengan ucapannya
itu, dia menekan mata pisaunya makin kuat.
Tubuh si Bungsu menggigil. Dan mata pisau
itu menyayat kulit lehernya. Darah mengalir turun. Si Bungsu benar-benar tak
berdaya. Dia ingin mengatakan pada kedua lelaki itu., bahwa mereka salah terka.
Dia ingin mengatakan bahwa dia tidak mata-mata Belanda. Tapi bagaimana dia akan
menerangkan dalam keadaan gawat begini?
Dan dia teringat, situasinya kini persis
seperti yang dihadapi oleh Akiyama di Birugo. Atau seperti situasi Sersan
Jepang yang dia sergap ketika patroli dekat jenjang gantung Bukittinggi. Dan
dia segera saja menyadari, betapa disergap dan diancam dengan senjata tajam
dileher memang sangat tak menyedapkan. Dia rasakan itu kini. Dia memang
mempunyai samurai ditangan kiri.
Tapi bagaimana dia akan menggerakkan
tangannya, kalau siatuasinya begini?
Sedikit saja dia bergerak, dia yakin
lelaki yang mengancam ini tak segan-segan memotong lehernya dengan pisau yang
amat tajam itu! Dia yakin hal itu!
Lelaki yang mengancamnya membawanya
menuju pintu. Mereka maju langkah demi langkah. Sementara dipintu kedai yang
terbuka lebar, keenam serdadu KL itu tetap saja tegak dengan menodongkan
senjata mereka.
“Apakah orang ini memang mata-mata kita?
Leutenant yang emimpin penyergapan itu bertanya pada sergeant (sersan)
disampingnya dalam bahasa Belanda.
“Saya tak pernah melihat orang ini…”
sergeant itu menjawab pula dalam bahasa Belanda.
“Kalau begitu dia bukan anggota
Nevis….” Kata Leutenant (Letnan) itu. Nevis adalah sebutan
untuk badan mata-mata Belanda. Seperti halnya badan mata-mata Gestapo Jerman
terkenal dengan nama SS, mata-mata Amerika FBI untuk dalam negeri, dan CIA
untuk urusan Internasional, Inggris terkenal dengan Scotland Yardnya, maka
Belanda terkenal dengan Nevisnya!
Anggota-anggota Nevis, sebagaimana
jamaknya anggota mata-mata diseluruh dunia, tidak hanya terdiri dari bangsa
asli Belanda. Tetapi terdiri dari berbagai bangsa. Umunya mereka memakai tenaga
pribumi untuk menjadi mata-mata dimana mereka mempunyai kepentingan.
Di Indonesia, tidak sedikit
pengkhianat-pengkhianat yang mau dibayar sebagai anggota Nevis. Menjadi
mata-mata untuk kepentingan penjajah! Dan sebagai anggota mata-mata inilah si
Bungsu kini diduga.
Dan nasibnya memang benar-benar seperti
telur diujung tanduk.
“Bagaimana… kita tembak saja mereka?”
Sergeant itu bertanya. Namun Leutenant tersebut tampak ragu-ragu. Namun
akhirnya dia melihat dengan kaca mata penjajahannya. Dia tidak mau melepaskan
kedua lelaki yang mereka sergap ini. Kedua lelaki itu nampaknya pejuang
Indonesia yang amat ditakuti Belanda. Apa salahnya membunuh seorang anggota
Nevis bangsa Indonesia? Tak ada ruginya.
Kalau ada pertanyaan dari atasan, katakan
saja bahwa mereka terpaksa membunuh ketiga orang itu secara “tak sengaja”. Dan
ketiga orang yang mati itu adalah Inlander.
“Biarkan mereka lewat sampai ke jalan
raya. Dan begitu mereka melangkahi parit kecil itu, tembak mereka….” Leutenant
itu berkata perlahan dalam bahasa Belanda. Pura-pura seperti tak berdaya karena
lelaki itu mengancam mata-mata mereka!
Bedil mereka yang terkokang tetap
diarahkan pada ketiga lelaki tersebut. Maut benar-benar mengiringi langkah
ketiga lelaki ini. Dan si Bungsu anak muda yang ditempa dirimba raya gunung
Sago itu, adalah orang pertama yang mencium bahaya maut ini!
Inderanya yang amat tajam terhadap bahaya
yang akan menimpa dirinya membuat seluruh tubuhnya menegang. Dia tak mengetahui
pembicaraan serdadu KL yang berbahasa Belanda itu.
Namun nalurinya yang tajam, matanya yang
terlatih, dapat membaca niat serdadu-serdadu Belanda tersebut. Dia membaca niat
dari cahaya mata mereka.
Dia yakin, keenam serdadu itu akan
membunuh kedua lelaki ini. Dan membunuh kedua mereka berarti membunuh dirinya
yang tercekik dan terancam oleh pisau yang alangkah tajamnya!
Soalnya kini, bagaimana harus
mengatakannya pada lelaki yang mengancamnya dan menduga bahwa dia adalah
mata-mata Nevis?
Tak ada waktu. Benar-benar tak ada waktu
! Dia kini harus mendahului Belanda-Belanda itu. Harus. Kalau tidak, mereka
bertiga akan mati. Dia segera tahu bahwa kedua lelaki yang mengancamnya ini
adalah pejuang-pejuang Indonesia.
Dan kini langkah demi langkah mereka
mendekati keenam serdadu KL itu untuk menuju keluar. Lelaki yang mengancam si
Bungsu, segera pula membuat rencana. Dia akan mengancam mata-mata ini untuk
naik ke Jeep yang sedang ditunggui sopir.
Dia akan memaksa untuk membawa Jeep itu
keluar kota. Dengan demikian pelarian mereka bisa lebih cepat. Dan kini, mereka
berada dua langkah dari pintu dimana serdadu itu tegak dengan diam. Selangkah
lagi. Dan kini mereka persis berada sejajar dengan serdadu itu.
Dan saat itulah, dengan mempergunakan
kesempatan yang amat kecil, si Bungsu mencoba lewat dari lobang jarum!
Dia berteriak:
“Mereka akan membunuh kita!” seiring
pekiknya ini, sikunya dia hantam kerusuk kananlelaki yang mengancamnya dengan
pisau itu.
Hantaman itu membuat kaget lelaki
tersebut. Namun dengan cepat pula si Bungsu mencekal tangannya yang berpisau,
melemparkannya jauh-jauh. Dan dalam jarak waktu yang hanya dua detik, tangan kananya
menghunus Samurai!
Pada gebrakan pertama, samurainya memakan
leher Leutenant yang tegak didepannya. Sabetan kedua memakan perut si Sersan!!
Kedua pejuang itu merasa kaget. Srdadu-serdadu itu kaget! Mereka menembak!
Namun kedua orang Indonesia itu sudah waspada. Mereka membungkuk dan pisau
mereka bekerja.
Si Bungsu menyabetkan lagi samurainya.
Seorang serdadu lagi mati! Yang mengancamnya tadi menghujamkan pisaunya kepada
seorang kopral. Dan empat orang mati. Sebuah letusan bergema lagi. Dan teman
yang mengancam itu kena kepalanya pecah dan mati.
Namun si Bungsu berguling di tanah.
Samurainya bekerja! Snapp! Snapp! Kedua serdadu KL yang masih hidup mampus
dimakan samurainya!
Ada sekitar belasan manusia didekat kedai
itu, semua mereka tertegak diam! Kejadian itu amat cepat. Hanya dalam sepuluh
hitungan! Alangkah cepatnya!
Tiba-tiba mereka mendengar mesin Jeep
dihidupkan. Lelaki yang mengancam si Bungsu itu menoleh, si Bungsu juga. Sopir
Jeep yang berpangkat Soldat (Prajurit) itu rupanya merasa tak ada gunanya
melawan. Dia memilih melarikan diri.
Dia memasukkan perseneling mobilnya, dan
tancap gas! Lari!
Namun lelaki yang tadi mengancam si
Bungsu denganpisaunya, bergerak dengancepat. Seperti tadi, yaitu seperti dia
menyerang si Bungsu dengan dua pisaunya, kali ini tangannya juga bergerak.
Pisau yang berada ditanganb kanannya
meluncur memburu Jeep yang rodanya mulai berputar. Dan tiba-tiba jeep itu
meluncur seperti disentakkan ke depan. Lepas! Tapi tak jauh dari mereka lari.
Jeep itu seperti meliuk.
Kekiri, kekanan. Dan tiba-tiba berhenti
menabrak sebuah kedai! Mereka berlarian kesana. Dan soldat yang menyopiri Jeep
itu mati tertelungkup di stirnya dengan tengkuk tertancap pisau! Lemparan
lelaki itu tepat menghantam sasarannya.
Diam-diam si Bungsu memuji keahlian
lelaki ini memainkan pisaunya.
Lelaki yang tadi melemparkan pisau itu
menatap pada si Bungsu. Si Bungsu juga
menatap padanya.
Bersambung ke…. Tikam Samurai (37)
Komentar
Posting Komentar