Langsung ke konten utama

Tikam Samurai (25)




Kejadian pembunuhan terhadap sersan Kepmpetai itu tepatnya berlangsung pada tanggal 5 Agustus 1945. Dua belas hari setelah itu, Kemerdekaan Indonesia di proklamirkan di Jakarta.
Kembali pada saat-saat letusan bergema dalam gua sesaat sebelum si Bungsu jatuh pingsan. Letusan itu ternyata bukan ditujukan pada dirinya atau pada diri Kari Basa. Letusan itu adalah letusan bedil dan pistol “pasukan khusus” yang membebaskannya.
Pejuang-pejuang bawah tanah itu berhasil bergerak cepat dan menemukan tempatnya sebelum terlambat sangat. Letusan pertama adalah letusan yang ditujukan ke kepala penjaga di luar pintu kamar tahanan.
Begitu penjaga itu mati, pintu diterjang. Dan letusan-letusan berikutnya ditujukan pada si Letnan, si sersan dan prajurit yang ada dalam ruangan itu.
Ketiga Kempetai sadis ini mati saat itu juga. Mereka tak sedikitpun menyangka akan ada perlawanan begitu dahsyat. Ketiga mereka mati dengan kepala rengkah kena tembak.
Dan enam orang “pasukan khusus” yang masuk keruangan itu pada mengucap istigfar takkala melihat keadaan tubuh kedua teman mereka yang tergantung itu. Yang tergantung itu bukan lagi tubuh manusia. Tapi lebih tepat untuk dikatakan sebagai manusia yang telah dijagal.
Namun harapan kembali timbul ketika mereka melihat bahwa kedua orang itu masih bernafas. Dengan gerakkan cepat, kedua mereka dilepaskan dari belenggunya. Kunci belenggu berada dalam kantong si letnan.
Dan tengah malam itu juga, kedua mereka dibawa ke rumah orang yang telah menyiapkan penampungan dan pengobatan. Pengobatan disediakan sesuai dengan pesan Kapten Dakhlan Djambek. Bahwa setiap tawanan Jepang yang dibawa ke terowongan di bawah kota itu, bila sempat keluar hanya akan mengalami dua hal.
Pertama mati. Dan kedua tubuh mereka lumat. Maka yang kedua hampir-hampir menemui kenyataan. Makanya obat-obatan telah disediakan. Kedua mereka dirawat di rum,ah yang berlainan.
Setelah tubuh kedua orang itu sampai di rumah yang dimaksud, pasukan khusus itu lenyap. Dan jejaknya tak pernah tercium sedikitpun!.
Pihak militer Jepang bukan main kagetnya atas serbuan dan penculikan tersebut. Mereka memeriksa setiap rumah penduduk untuk mencari jejak para penculik dan kedua tawanan itu.
Ada delapan orang yang jadi korban dipihak mereka dalam peristiwa itu. Yang pertama sersan pengawas bahagian peta penggalian terowongan. Sersan ini yang mati di tebas Tai-I Dakhlan Djambek tak pernah ditemukan mayatnya. Tiga orang lagi adalah penyiksa sadis yang mati dalam kamar tahanan. Yang satu mati di pintu bahagian luar kamar tahanan tersebut. Sedangkan tiga orang lainnya mati di sepanjang terowongan menuju ke kamar tahanan.
Pihak Jepang segara dapat menduga, bahwa kamar tahanan itu diketahui melalui mulut si sersan pengawas bahagian peta penggalian terowongan. Mereka menyangka bahwa seluruh jaringan dan penyimpanan amunisi vital dalam terowongan itu telah diketahui oleh pejuang-pejuang pribumi. Makanya mereka memasang perangkap untuk menjebak kalau-kalau pejuang-pejuang itu muncul lagi.
Namun pejuang-pejuang itu tak pernah mengorek keterangan tentang hal-hal lain mengenai terowongan tersebut. Tugas mereka hanya mengetahui dimana si Bungsu dan Kari Basa ditahan. Kemudian membebaskan kedua orang itu. Dari segi ini, para pejuang itu memang alpa. Kalau saja mereka bisa sedikit sabar dalam menghadapi si sersan, kemudian merencanakan masak-masak akan banyak sekali rahasia tentang terowongan itu yang akan terungkapkan.
Itulah sebabnya kenapa sampai puluhan tahun kelak, yaitu sampai turunan demi turunan, terowongan di bawah kota itu tetap saja merupakan suatu misteri yang tak kunjung terungkapkan. Tak seorangpun di kota itu yang tahu dengan pasti, berapa panjang terowongan di bawah kota mereka.
Misteri itu tetap tak terungkapkan, karena selama puluhan tahun tak ada yang berminat untuk menyelidikinya. Baik menyelidiki dengan mencari peta rencana pembuatan terowongan tersebut. Peta itu pasti ada pada pihak militer Jepang.
Akibat dari peristiwa itu, pihak Kempetai makin curiga pada anggota Gyugun. Namun mereka tak pernah mendapatkan bukti akan keterlibatan para Gyugun itu. Seluruh anggota Gyugun yang ada di Bukittinggi diinterogasi. Dimana dan kemana mereka dimalam lenyapnya si Sersan yang memegang rahasia terowongan itu.
Semua anggota Gyugun mempunyai alibi. Punya bukti-bukti bahwa mereka berada disuatu tempat, dimana banyak orang jadi saksi. Tai-I Dakhlan Djambek sendiri yang ikut diinterogasi pihak Kempetai, mempunyai alibi (alasan) yang kuat. Bahwa dia tak ikut dalam gerakan itu.
Malam itu dia justru bertugas disalah satu markas Kempetai bersama enam orang tentara Jepang asli lainnya. Dan keenam tentara Jepang yang sama-sama bertugas malam itu dengannya menerangkan bahwa Tai-I itu tak pernah meninggalkan markas malam itu.
Lalu bagaimana Dakhlan Djambek sampai bisa hadir dan justru membunuh sersan itu dihadapan para pejuang malam itu? Ceritanya sangat sederhana. Peristiwa dia membunuh sersan itu dengan samurai hanya berjarak sejangkau tangan dari markas Kempetai itu. Tepatnya, rumah tempat si sersan dibunuh terletak persis di belakang markas Kempetai itu. Dan antara markas dengan rumah itu hanya dibatasi dengan sebuah pagar batu setinggi pinggang.
Rumah itu sebuah rumah batu yang sudah lam ditinggal penghuninya. Pemiliknyu merantau ke Jawa. Tapi kuncinya ada pada seorang adiknya di Mandiangin. Nah rumah inilah yang dipilih Dakhlan Djambek untuk menanyai sersan.
Keputusan itu memang berbahaya. Tapi tak ada jalan lain, justru jalan itu pulan paling aman. Kempetai pasti takkan pernah mencurigai kalau rumah di belakang markas mereka itu justru dipergunakan oleh pihak pejuang. Disamping tak mencurigai, Dakhlan Djambek bisa hadir disana tanpa menimbulkan kecurigaan.
Tinggal kini waktu diperhitungan dengan cermat. Harus pas waktunya antara dibekuknya si sersan di hotel dengan tibanya di di rumah tersebut. Setelah si sersan dibekuk lalu dibawa ke rumah itu dengan truk. Dakhlan Djambek yang tegak di depan melihat mereka lewat.
Dia masih tegak di depan beberapa saat. Lalu masuk ke markas. Memrintahkan pada tiga orang Gyugun asal Indonesia untuk mengadakan patroli sekeliling markas.  Ketiga Gyugun itu keluar setelah memberi hormat. Kemudian Dakhlan Djambek duduk di depan Komandan Piket malam itu. Yaitu seorang Jepang berpangkat Mayor.
Tiba-tiba dia bangkit.
“Sakit perut….” Katanya menyeringai.
“Ha…banyak makan duren sore tadi. Bisa mencret Tai-i…” Si Mayor berkata sambil tertawa.
Dakhlan Djambek juga ikut tertawa. Empat orang Kempetai yang ada dalam ruangan itu juga tertawa. Sebab mereka giliran piket setiap 24 jam. Dan mereka telah mulai piket sejak tadi pagi. Dan sore tadi ada yang mentraktir makan durian. Mereka membeli durian lima belas buah. Lalu mereka makan bersama di kantin disebelah kantor.
Dakhlan Djambek dengan memegang perut lalu berlari ke belakang. Menutup pintu kakus. Menguncinya. Dan kakus ini juga sudah dia perhitungkan. Kakus ini mempunyai jendela besar di belakangnya.
Sekali hayun dia sudah membuka jendela. Kemudian terjun ke belakang. Berlari empat langkah, tiba di pagar. Meloncati pagar itu. Duduk dibaliknya. Dia bersiul menirukan bunyi burung malam. Erdengar sahutan. Dia bergegas tegak dan melangkah memasuki rumah itu dari belakang.
Bersambung ke....Tikam Samurai (26)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PENDIRIAN BENGKEL AA CEMPAKA AUTO SERVICE

Sejarah Singkat pendirian Usaha perbengkelan AA CEMPAKA Auto Service yang berlokasi dijalan By Pass KM 9 Simpang Taruko 1 Kalumbuk Padang   merupakan suatu perusahaan jasa yang bergerak dibidang perbengkelan dan penjualan yaitu memperbaiki kendaraan penumpang roda empat dan juga menjual spare part, pelumas (Engine Oil) maupun peralatan lainnya. Bengkel AA CEMPAKA Auto Service didirikan pada tanggal 01 Juni 2015, oleh ASRUL ARMISKA beliau adalah mantan karyawan disebuah perusahaan otomotif terbesar yang merupakan pemegang merek kendaraan terkenal di Indonesia dan bekerja sama dengan beberapa pihak pemodal perorangan. Bengkel ini pada awalnya didirikan hanya untuk melayani service ringan dengan menyewa tempat berupa kios sederhana dan hingga kini sudah beberapa kali mengalami perpindahan lokasi usaha, seiring dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah dimana beberapa bulan kemudian melihat banyaknya pelanggan yang meminta perbaikan-perbaikan pada kendaraan milik m

Mesin Avanza tidak bisa hidup sehabis bongkar Mesin

Ilmu itu sayang jika hanya disimpan maka pada kesempatan ini saya akan berbagi tentang kasus Mesin avanza dan yang sejenis tidak bisa hidup setelah bongkar mesin atau setelah ganti rantai timing (timing chain)..Dan disini saya tidak bermaksud menggurui atau merasa lebih pintar dari agan-agan sekalian hanya berharap semoga ada yang bisa mengambil manfaat terutama bagi mekanik-mekanik pemula. Kasus ini sudah beberapa kali saya dapatkan setelah beberapa rekan-rekan mekanik meminta pertolongan untuk mencari titik permasalahan kenapa mesin tidak bisa hidup. Seperti biasa sebelum kita melangkah ke step yang lebih jauh, sebaiknya kita harus mengembalikan pola analisa kita kedasar, dimana kita harus memulai dari langkah-langkah yang paling sederhana yaitu bahwa mesin akan bekerja apabila terpenuhinya tiga syarat utama berikut ini : Kompresi yang tinggi (sesuai standar) Loncatan bunga api Busi yang kuat (Mesin Bensin) Perbandingan campuran Udara dan bahan bakar yang tepat Dalam mas

Tikam Samurai (53)

Kedua lelaki anggota Jakuza itu menoleh. Si Bungsu tegak dengan mulut terpaut rapat. Matanya bersinar seperti api yang siap membakar. “Siapa kau!” desis lelaki yang memegang samurai itu. Si Bungsu menyapu ruangan itu dengan pandangan mata. Dan sekilas dia dapat menerka apa yang terjadi. Teman anggota Jakuza yang pernah dia bunuh ketika menolong Hannako di terowongan daerah Yotsui dulu, kini datang lagi mencari Hannako. Dan dari pintu kamar Kenji yang terbuka, dia melihat kaki sebatas paha Hannako terkulai ke bawah tempat tidur. “Siapa kau!” Jepang bersamurai pendek dan bertubuh besar itu menggeram takkala melihat orang asing yang baru masuk itu tak mengindahkan pertanyaan pertamanya. “Saya malaikat maut…..” desis si Bungsu sambil maju perlahan. Di tangan kirinya samurainya terpegang kukuh. Sementara tangan kanannya tergantung lemah. Anggota Jakuza itu ingin segera menyudahi pekerjaannya. Dia maju menyongsong si Bungsu. “Bungsu-san…..larilah. selamatkan dirimu. Mere